Lapangkanlah Hati

Kamis, 23 September 2010

Pada suatu hari ada seorang pemuda datang kepada seorang kakek-kakek. Kata seorang pemuda tersebut “Pak, tolong beri saran ke saya pak. Saya baru punya masalah besar”. Kemudian kakek tadi mengambil segelas air putih dan dimasukkannya segenggam garam ke gelas tadi kemudian pemuda tadi suruh meminumnya. Dimuntahkannya dari mulut pemuda tadi karena rasa yang begitu asin.

Kemudian seorang kakek tadi mengajak pemuda ke suatu telaga dan dimasukkan segenggam garam ke telaga kemudian dengan ranting pohon kering diaduknya air telaga tersebut. Pemuda itu pun disuruh untuk meminum seteguk air telaga tadi. “Bagaimana rasanya Nak ..??”, tanya kakek. “Segar Pak”, jawabnya. Nah, jadi begini nak, setiap orang mempuyai permasalahan dalam hidupnya. Masalah ini bagai segenggam garam tadi, gelas dan telaga ini bagai hati kita masing-masing. Ketika tadi dimasukkan garam ke segelas air maka akan terasa asin dan tidak enak. Akan tetapi ketiga segenggam garam yang sama dimasukkan ke dalam telaga yang luas, maka rasa garam tadi tidak begitu terasa, kesegaran air telaga-lah yang kau rasakan.

Jadi ketika kamu mendapatkan sebuah permasalahan dan sebuah ujian, janganlah kamu menyempitkan hati dan pikiran kamu sehingga masalah itu malah benar-benar terasa membebani dan kamu takkan pernah bisa menyelesaikannya dengan kondisi yang seperti itu. Jadikanlah hatimu itu lapang bak telaga tadi. Dan yakinlah bawasannya Allah tidak akan membebani manusia di luar batas kemampuannya.




kamera digital